Rabu, 02 September 2009

. Selasa, 2009 Januari 27

STAIN SAS BABEL :

Menuju Pusat Keunggulan Intelektual dan Moral Berwawasan Global

(Refleksi Dies Natalis ke IV)

Oleh : Iskandar, M.Hum

Pendidikan, sebagaimana pernah dikemukakan oleh R.J. Menges, adalah keseluruhan proses dalam rangka membantu manusia menapaki kehidupannya. Dalam konteks yang demikian, pendidikan menempati posisi yang sangat sentral dan strategis dalam rangka membangun kehidupan manusia baik kehidupan individu maupun sosial yang diharapkan mampu memposisikan manusia dalam kehidupan yang plural. Posisi sentral dan tantangan yang berat sejalan dengan semakin kompleksitasnya roda kehidupan manusia menyongsong era global.

Oleh karenanya, pendidikan merupakan salahsatu sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak mempergunakan pendidikan sebagai alat kebudayaan dan peningkatan kualitasnya, sekalipun dalam masyarakat yang terbelakang (primitif). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung (STAIN SAS BABEL) merupakan perguruan tinggi negeri pertama di Kepulauan Bangka Belitung, hal ini terwujud melalui Keputusan Presiden Nomor 93 Tahun 2004 tanggal 18 Oktober 2004.

Sebagai perguruan tinggi negeri yang berada dibawah naungan Departemen Agama, STAIN telah membuktikan diri bergerak dengan menghadirkan beberapa program studi yang tidak hanya bidang keagamaan saja, namun telah memasuki program studi umum. Pengembangan kelembagaan seperti itu merupakan upaya pemberdayaan institusi STAIN SAS BABEL yang diharapkan dapat mengemban harapan bersifat sosial (social expectation) dan harapan bersifat akademik (academic expectation). Kedua harapan itu, ingin diwujudkan setelah melalui perubahan status menjadi negeri yang di beri ruang untuk membuka program studi ilmu-ilmu keislaman juga ilmu-ilmu umum yang diajarkan secara integratif dan holistic yang memiliki keunggulan dan daya saing serta mampu melakukan dialektis dengan realitas yang selalu menuntut perubahan dan lebih khusus lagi menjadi pusat keunggulan ilmu dan peradaban Islam yang kesemuanya telah dipersiapkan STAIN sejak awal.

Upaya will be first in the world in science

Pembangunan dalam pembaruan pendidikan Islam karena adanya tantangan kebutuhan masyarakat dan pendidikan itu diharapkan dapat menyiapkan produk manusia yang mampu mengatasi kebutuhan masyarakat yang akhirnya pendidikan lebih bersifat konservatif yang mana pada masyarakat agraris pendidikan didesain agar relevan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat pada eranya, demikian juga halnya dengan masyarakat industrial dan informasi, pendidikan didesain mengikuti irama perkembangan masyarakat industri, informasi dan teknologi.

Kehadiran STAIN di Bangka Belitung selama ini telah memberikan corak tersendiri dalam rangka pembangunan pendidikan Islam. Apa yang telah, sedang dan akan dilakukan selama ini oleh STAIN merupakan upaya untuk merubah paradigm tentang pendidikan Islam. Sebagai perguruan tinggi negeri, STAIN tidak berdiam diri, hanya menerima apa adanya, namun semangat kreativitas dan kapabiltas terus ditingkatkan dalam mencapai visi yang telah ditetapkan selama ini.

Dalam hal ini ada tiga faktor yang sedang di bangun dan follow-up STAIN SAS BABEL, yakni pertama, membangun harmonisasi dan ukhuwah di internal civitas akademik, dengan menerima perbedaan-perbedaan pendapat, tidak saling mencurigai dan selalu saling menghargai. Kedua, meningkatkan kualitas dan kapabilitas tenaga pengajar yang saat ini melanjutkan S2 dan S3 baik didalam negeri maupun diluar negeri, lewat diskusi ilmiah yang dilakukan setiap bulan oleh para dosen, penelitian dosen serta diskusi-diskusi intensif tetap di bangun oleh dosen dan mahasiswa, menerbitkan buku yang ditulis oleh para dosen. Ketiga, Penyediaan fasilitas perpustakaan yang saat ini memiliki gedung yang cukup refresentatif dan dilengkapi dengan referensi yang cukup memadai dan dapat dikatakan sebagai perpustakaan terbaik di Bangka Belitung karena memiliki gedung yang cukup mengakomodir ribuan mahasiswa.

Sama dengan perguruan tinggi lainnya, STAIN SAS BABEL juga akan menghadapi tiga skala tuntutan, yaitu skala global, nasional, dan tuntutan dalam lingkup internal kampus. Untuk menghadapi hal tersebut STAIN SAS BABEL telah mempersiapkan berbagai langkah yaitu :

Menghadapi tuntutan skala global, di antaranya berupa tuntutan kualitas, relevansi, dan internasionalisasi pendidikan tinggi. Hal tersebut seiring dengan tuntutan yang digariskan oleh UNESCO kepada perguruan tinggi-perguruan tinggi di dunia. Persoalan kualitas dan relevansi barangkali bukan persoalan baru, tetapi mengenai internasionalisasi pendidikan tinggi telah menjadi perhatian serius di kalangan para praktisi dan pemikir pendidikan. Dalam konteks ini, STAIN SAS BABEL telah mempersiapkan diri dalam menghadapi arus liberalisasi pendidikan ke depan. Terlebih, bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global tidak dapat bebas bersikap, karena terikat dengan kesepatakan-kesepakatan dunia. Selain itu, realitas kualitas sumberdaya manusia Indonesia yang dipandang kurang dibanding bangsa-bangsa lain, maka tuntutan peningkatan kualitas pendidikan tinggi termasuk STAIN SAS BABEL menjadi hal yang sangat wajar dan rasional.

Menghadapi tuntutan skala nasional, diketahui bahwa saat ini masyarakat telah mengalami perubahan dalam memandang pendidikan. Kalau dahulu pendidikan hanya dianggap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar akademik manusia, bisa baca-tulis-hitung sudah cukup, namun saat ini pendidikan dipandang sebagai investasi (human invesment). Tidaklah berlebihan, jika saat ini masyarakat menuntut STAIN SAS BABEL sebagai sebuah institusi yang akan mampu mencetak lulusan yang tangguh, berkualitas, dan sanggup bersaing dengan yang lain. Hal ini telah dipersiapkan dari berbagai lini dengan memperkuat kemampuan baik dibidang akademik maupun manajemen.

Menghadapi tuntutan dalam lingkup internal kampus, Secara internal, STAIN SAS BABEL dituntut senantiasa menata diri baik dengan menyatukan langkah seluruh anggota civitas akademikanya dalam mengantisipasi perubahan dan tantangan ke depan. Oleh karenanya STAIN SAS BABEL melakukan refleksi dalam rangka reorientasi perguruan tinggi Islam sebagai landasan filosofis bagi upaya gerakan dan penyatuan langkah bagi seluruh anggota civitas akademika. Di samping itu, penataan secara internal yang menyangkut aspek managemen, administrasi, organisasi, pengembangan akademik, adalah hal sangat penting yang sedang dibangun oleh STAIN SAS BABEL.

Sinergi Membangun STAIN SAS BABEL

STAIN SAS BABEL saat ini telah menempati kampus terpadu di Desa Petaling Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Banga. Yang sebelumnya menempati kampus di Sungailiat yang merupakan pinjaman dari Pemerintah Kabupaten Bangka. Dengan kampus yang dibangun saat ini, konsep yang ditawarkan adalah “SINERGI” membangun STAIN.

STAIN SAS memang merupakan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang berada dibawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia. Namun dalam membangunnya tidak hanya merupakan tanggungjawab dari DEPAG saja, akantetapi tanggungjawab semua komponen yang ada. Cukup menggembirakan selama ini pembangunan Kampus STAIN SAS di Desa Petaling telah berkembang dengan pesat, disamping pembangunan dilakukan melalui dana Pemerintah Pusat, namun juga peran Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung cukup menggembirakan terhadap perannya untuk membangun kampus yang refresentatif. Demikian juga halnya dengan jalan-jalan dan fasilitas lainnya yang dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Bangka.

Berdasarkan hal tersebut, tentunya sinergi membangun kampus antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat sangat mutlak dilakukan dan sangat diharapkan agar apa yang menjadi cita-cita dari pendirian Kampus STAIN SAS BABEL ini dapat terwujud. Karena membangun pendidikan membutuhkan investasi yang cukup besar dan tidak bisa dinikmati dalam waktu singkat, namun dengan investasi demikian tentunya akan dinikmati oleh mereka yang akan berada setelah kita. Dan kita berharap semua mereka akan menikmati apa yang telah kita usahakan dengan membangun negeri ini.